Setelah seminggu di rumah, akhirnya saya kembali sekolah. Karena kulit saya masih sangat tipis, dokter pun mewanti-wanti untuk berhati-hati terhadap debu dan sengatan sinar matahari. Jadilah saya selama 4 hari pertama sekolah diantar jemput oleh ayah saya. Berhubung ayah saya tidak mau berhubungan dengan yang namanya macet, so saya datang ke sekolah lebih pagi.
Dengan kain tipis yang saya sematkan di jilbab, saya memasuki kelas. Berhubung saya datang ke sekolah lebih awal dan sekolah masih sepi, jadi penampilan saya yang bercadar pun belum terlalu jadi perhatian. Tapiii, saat jam istirahat saya melewati kelas-kelas lain barulah siswa-siswa lain memandang saya penuh tanya, saya pun tak berkata apapun, hehe *sok famous*
Sekali lagi saya tekankan, kulit saya masih SENSITIF, saya tidak kuat berlama-lama di dalam kelas karena panas yang menyebabkan muka saya memerah seperti udang rebus dan terasa sangat gatal. Kalau sudah begitu saya pun move on ke chocolate room yang ada di pastry kitchen. Beruntungnya wali kelas saya adalah penanggung jawab pastry kitchen, jadi saya aman untuk bolak-balik ke chocolate room. Terkadang teman saya pun ikut nganter kesana untuk ikut ngadem *haha.
So, seminggu pertama saya di sekolah hanyalah sekedar mengisi absen dan menjawab pertanyaan orang-orang yang penasaran akan what's happen to me?
Breadeology and Muffinisme
Total Tayangan Halaman
Minggu, 11 September 2011
Jumat, 26 Agustus 2011
I'm Humayra #7-My First Check Up
Hai hai hai!
Maaf long time no write, hihi!
Hari Jumat (29 Oktober 2010), dengan diantar oleh ayah ibu tercinta, saya pergi check up ke rumah sakit. Perjalanan menuju RS cukup lancar, hanya saja saya harus menghalau sinar matahari yang menerobos masuk ke dalam mobil *masih sensi euuy*.
Dengan menggunakan kain tipis yang saya sematkan di jilbab, saya menutupi muka *seolah bercadar* saking parnonya. hihi. Di lobi RS, saya menunggu ibu yang sedang registrasi dan ayah yang lagi nyari parkir. 15 menit kemudian saya pindah ke lantai dua, tempat pemeriksaan.
Tidak saya duga, si Dokter datang telat hari itu, huft! Sepertinya lebih satu jam saya menunggu, ibu pun bolak-balik nanya sama perawat jaga, dokternya dateng gak sih? Hihi. Saking lamanya, perut saya lapar. So, ayah pun beliin beberapa roti buat ganjel perut saya yang lagi heboh.
Setelah menunggu, tibalah si Dokter dan setelah beberapa pasien, tibalah giliran saya menghadap si Dokter. Saya memasuki ruang periksa berdua dengan ibu, ayah memilih menunggu di luar. Saat melihat muka saya, si Dokter langsung sumringah dan berkata, "nah gitu dong!" Dia seneng banget lihat kulit muka saya sudah mulai berganti. Beliau pun mengizinkan saya masuk sekolah lagi mulai hari Senin-nya, tapi saya gak boleh kepanasan dan masih sensitif sama debu.
Selesai check up, saya dan ortu mampir ke sekolah untuk ketem sama wali kelas *yang turun dari mobil ibu doang sih*. Saya menunggu di mobil, dan meminta 2 orang teman menemui saya. Mereka terlihat agak kaget ngeliat muka temannya ini, maaf ya bikin kalian kaget...
Setelah selesai urusan di sekolah, kami pun meluncur pulang. 'See you on Monday school,' bisik hati saya.
Maaf long time no write, hihi!
Hari Jumat (29 Oktober 2010), dengan diantar oleh ayah ibu tercinta, saya pergi check up ke rumah sakit. Perjalanan menuju RS cukup lancar, hanya saja saya harus menghalau sinar matahari yang menerobos masuk ke dalam mobil *masih sensi euuy*.
Dengan menggunakan kain tipis yang saya sematkan di jilbab, saya menutupi muka *seolah bercadar* saking parnonya. hihi. Di lobi RS, saya menunggu ibu yang sedang registrasi dan ayah yang lagi nyari parkir. 15 menit kemudian saya pindah ke lantai dua, tempat pemeriksaan.
Tidak saya duga, si Dokter datang telat hari itu, huft! Sepertinya lebih satu jam saya menunggu, ibu pun bolak-balik nanya sama perawat jaga, dokternya dateng gak sih? Hihi. Saking lamanya, perut saya lapar. So, ayah pun beliin beberapa roti buat ganjel perut saya yang lagi heboh.
Setelah menunggu, tibalah si Dokter dan setelah beberapa pasien, tibalah giliran saya menghadap si Dokter. Saya memasuki ruang periksa berdua dengan ibu, ayah memilih menunggu di luar. Saat melihat muka saya, si Dokter langsung sumringah dan berkata, "nah gitu dong!" Dia seneng banget lihat kulit muka saya sudah mulai berganti. Beliau pun mengizinkan saya masuk sekolah lagi mulai hari Senin-nya, tapi saya gak boleh kepanasan dan masih sensitif sama debu.
Selesai check up, saya dan ortu mampir ke sekolah untuk ketem sama wali kelas *yang turun dari mobil ibu doang sih*. Saya menunggu di mobil, dan meminta 2 orang teman menemui saya. Mereka terlihat agak kaget ngeliat muka temannya ini, maaf ya bikin kalian kaget...
Setelah selesai urusan di sekolah, kami pun meluncur pulang. 'See you on Monday school,' bisik hati saya.
Jumat, 08 Juli 2011
I'm Humayra #6-Metamorfosa
Lama ga nulis... I'm back... :D This is the metamorph...
Hari ketiga pasca accident, muka saya yang lagi cukup tebal karena luka bakar terasa makin kaku... Ya Allah, rasanya pengen nyopotin kulit hangus ini langsung semuanya.. :'( Akhirnya ibu menelepon RS untuk dihubungkan dengan unit luka bakar dihari keempat. Sang perawat yang bicara dengan ibu pun menyarankan saya untuk senam muka.
Saya pun melaksanakan senam muka. Cukup sulit karena muka yang kaku dan senam ini pun membuat muka saya semakin gatal. Makin ga tahan... Ya Allaah... Tapi usaha senam muka ini berbuah hasil, setelah beberapa saat melakukanya kulit muka saya terasa retak-retak. Ayeyyy, Alhamdulillah... Dan kulit pertama yang terlepas adalah bagian dagu. Senangnya...
Dalam 3 hari, kulit-kulit itu hampir semuanya terlepas. Kulit muka saya yang baru masih sangat tipis seperti kulit bayi baru lahir, merah banget. Saat kontrol ke dokter pun si dokter girang karena kulit saya yang hangus sudah mulai terkelupas. "Nah, gini dong!" Ekspresi kegirangan si dokter saat melihat muka saya... Obat luka bakar yang beliau berikan pun distop penggunaannya di minggu kedua, setelah kulit hangus totally gone. Alhamdulillah...
You can see the metamorphose in this link: http://www.facebook.com/photo.php?fbid=462388034239&set=a.315590994239.150735.646764239&type=1&theater
Siapkan mental sebelum membuka link diatas ya... :D hehehe...
Just wait a moment for the #7...
Kamis, 09 Juni 2011
I'm Humayra #5-Perih yang Indah
Senin malam (25-10-10), saya agak sulit untuk menemukan posisi tidur yang pas. Akhirnya 3 bantal ditumpuk untuk membuat muka yang pedih ini nyaman (tanpa bisa guling kanan kiri pas tidur). Pun muka ini sudah nyaman, cukup lama untuk membuat diri ini terlelap.
Paginya, saya bangun dengan cukup segar, bugar tapi tetep perihnya masih nempel... Rasanya muka bengkak ini sungguh berat. Saya pun tak terlalu banyak bergerak. Hanya duduk bersandar di tempat tidur sambil nonton tv *memanfaatkan situasi, haha. Ngga juga sih sebenernya. Saya emang ga boleh keluar rumah karena khawatir dengan UVnya sang mentari dan debu-debu yang beterbangan hihi. So, jadilah saya (bak) ratu sejagad *hihi.
Bosen juga diem doang... Hari ketiga (rabu, 27-10-10) saya iseng nyalain leppy untuk O-eL. Alhasil, baru sekitar 15 menit O-eL muka saya gatal. Ga tahan sama radiasinya. Ampuuunn my face... Yowess, saya tetap duduk manis di atas tempat tidur *tetep bolak balik toilet juga sih haha.
Udahlah ga tahan sama radiasi, saya pun ga bisa pake baju kaos. Karena muka ini masih bengkak dan perih. Entahlah seperti apa penampilan saya hari-hari itu, haha. Untuk sholat pun saya melakukannya dengan duduk. (Inilah indahnya islam, memberikan keringanan untuk orang sakit untuk ibadah). Sekitar hari kesepuluh saya sudah mencoba sholat seperti biasanya, tapi belum sempurna. Muka ini perih sekali saat menunduk untuk ruku' dan sujud. Jadi sujudnya saya lakukan tanpa menempelkan muka di tempat sujud *setengah sujud kali yaa hihi. Tapi itulah yang maksimal saya bisa lakukan, sekalipun kulit hangus itu sudah mulai lepas. Hingga akhirnya saya sudah bisa melakukan gerakan sholat secara sempurna setelah sekitar 20 hari, setelah kulit baru sudah terasa cukup tebal dan kuat.
Cukup melelahkan memang, tapi itulah yang harus saya jalani. Thanks Allah for the accident and what I got after it. :'D
Come back soon for the 6th.. :3
Paginya, saya bangun dengan cukup segar, bugar tapi tetep perihnya masih nempel... Rasanya muka bengkak ini sungguh berat. Saya pun tak terlalu banyak bergerak. Hanya duduk bersandar di tempat tidur sambil nonton tv *memanfaatkan situasi, haha. Ngga juga sih sebenernya. Saya emang ga boleh keluar rumah karena khawatir dengan UVnya sang mentari dan debu-debu yang beterbangan hihi. So, jadilah saya (bak) ratu sejagad *hihi.
Bosen juga diem doang... Hari ketiga (rabu, 27-10-10) saya iseng nyalain leppy untuk O-eL. Alhasil, baru sekitar 15 menit O-eL muka saya gatal. Ga tahan sama radiasinya. Ampuuunn my face... Yowess, saya tetap duduk manis di atas tempat tidur *tetep bolak balik toilet juga sih haha.
Udahlah ga tahan sama radiasi, saya pun ga bisa pake baju kaos. Karena muka ini masih bengkak dan perih. Entahlah seperti apa penampilan saya hari-hari itu, haha. Untuk sholat pun saya melakukannya dengan duduk. (Inilah indahnya islam, memberikan keringanan untuk orang sakit untuk ibadah). Sekitar hari kesepuluh saya sudah mencoba sholat seperti biasanya, tapi belum sempurna. Muka ini perih sekali saat menunduk untuk ruku' dan sujud. Jadi sujudnya saya lakukan tanpa menempelkan muka di tempat sujud *setengah sujud kali yaa hihi. Tapi itulah yang maksimal saya bisa lakukan, sekalipun kulit hangus itu sudah mulai lepas. Hingga akhirnya saya sudah bisa melakukan gerakan sholat secara sempurna setelah sekitar 20 hari, setelah kulit baru sudah terasa cukup tebal dan kuat.
Cukup melelahkan memang, tapi itulah yang harus saya jalani. Thanks Allah for the accident and what I got after it. :'D
Come back soon for the 6th.. :3
Minggu, 29 Mei 2011
I'm Humayra #4-Cermin oh Cermin
Sebetulnya ini belum lanjutan lagi... Ini adalah sempilan sempilan yang terselip. Halah, lanjuuut... Less but not least gitu lahh... :D
Sejak saya di RS, saya berusaha untuk tidak berhadapan dengan cermin. Jadi, waktu di RS saya selalu jalan mundur saat masuk toilet (biar ga ketemu kaca). Di rumah pun cermin disembunyikan. Syukurlah orang rumah bersedia tidak bercermin selama 1 minggu gara-gara saya.
Dalam benak saya, ngga mau ngaca lah, daripada ngedown...Walaupun sesekali iseng juga liat grayscale muka di monitor komputer yang lagi mati. Alhasil, ngakak sendiri liat muka bengkak dan bundaran pipi berwarna lebih gelap kaya dipakein blush-on. Daaaannnn jengjeng, ternyata itu memang cara terbaik untuk kejadian seperti ini. Salah seorang teman ibu saya bilang, "berarti itu nalurimu yang ngejaga". Alhamdulillah... :)
Tepat dihari ke 8, tanggal 1 November 2010... Saya memberanikan diri untuk bercermin, dengan kondisi kulit-kulit hangus itu almost gone from my face, yiipppeeeyyy... Lucunya muka ini... Merah! Kayak kulit bayi baru lahir, tapiii muka saya ini berminyak plus aromatherapy minyak wijen (because, salepnya emang dari minyak wijen *haha)
So, berakhirlah masa tidak bercermin saya (dan orang rumah lainnya)...
Go to #5 soon... :D
Sejak saya di RS, saya berusaha untuk tidak berhadapan dengan cermin. Jadi, waktu di RS saya selalu jalan mundur saat masuk toilet (biar ga ketemu kaca). Di rumah pun cermin disembunyikan. Syukurlah orang rumah bersedia tidak bercermin selama 1 minggu gara-gara saya.
Dalam benak saya, ngga mau ngaca lah, daripada ngedown...Walaupun sesekali iseng juga liat grayscale muka di monitor komputer yang lagi mati. Alhasil, ngakak sendiri liat muka bengkak dan bundaran pipi berwarna lebih gelap kaya dipakein blush-on. Daaaannnn jengjeng, ternyata itu memang cara terbaik untuk kejadian seperti ini. Salah seorang teman ibu saya bilang, "berarti itu nalurimu yang ngejaga". Alhamdulillah... :)
Tepat dihari ke 8, tanggal 1 November 2010... Saya memberanikan diri untuk bercermin, dengan kondisi kulit-kulit hangus itu almost gone from my face, yiipppeeeyyy... Lucunya muka ini... Merah! Kayak kulit bayi baru lahir, tapiii muka saya ini berminyak plus aromatherapy minyak wijen (because, salepnya emang dari minyak wijen *haha)
So, berakhirlah masa tidak bercermin saya (dan orang rumah lainnya)...
Go to #5 soon... :D
I'm Humayra #3-Masker Lumpur
Jumpa lagi... Kita berjumpa lagi... :D *inget Meissy.
Mari lanjut pembahasan kita. *lho, kayak lagi rapat aja... hihi...
Okay, kita mulai dari saat saya turun dari mobil. Saya kembali duduk tegak untuk segera keluar dari mobil (tadinya tiduran di kursi kiri depan). Di sisi luar mobil adik sepupu saya (baca: Qadri, namanya) sudah menunggu (penasaran dia, karena dia gak ada di rumah saat accident). Ketika saya membuka pintu mobil dia panik karena melihat muka saya yang hangus dan bengkak. Dia seorang pengidap down syndrom (DS, tanya mbah google lah ya, tak perlu dijelaskan, hihi). Dengan kepanikan anak DS, dia bilang 'cuci mukanya, kotor...' (dengan cadel DS, dan isyarat mengusap mukanya). Spontan saya pun tertawa karena dia kira saya maskeran pake lumpur kali yaa...
*aduh deee,,, kakakmu ini habis fire peeling bukan pake masker lumpur. haha*
see ya again in #4... :)
Mari lanjut pembahasan kita. *lho, kayak lagi rapat aja... hihi...
Okay, kita mulai dari saat saya turun dari mobil. Saya kembali duduk tegak untuk segera keluar dari mobil (tadinya tiduran di kursi kiri depan). Di sisi luar mobil adik sepupu saya (baca: Qadri, namanya) sudah menunggu (penasaran dia, karena dia gak ada di rumah saat accident). Ketika saya membuka pintu mobil dia panik karena melihat muka saya yang hangus dan bengkak. Dia seorang pengidap down syndrom (DS, tanya mbah google lah ya, tak perlu dijelaskan, hihi). Dengan kepanikan anak DS, dia bilang 'cuci mukanya, kotor...' (dengan cadel DS, dan isyarat mengusap mukanya). Spontan saya pun tertawa karena dia kira saya maskeran pake lumpur kali yaa...
*aduh deee,,, kakakmu ini habis fire peeling bukan pake masker lumpur. haha*
see ya again in #4... :)
Rabu, 18 Mei 2011
I'm Humayra #2-Susu Formula
Walaupun ujung #1 sudah sampai di rumah, tapi ini harus diceritakan terlebih dahulu.
Selama masa penantian di UGD, saya berusaha makan roti yang dibelikan ibu karena sejak berangkat dari rumah belum ngisi perut.
Setelah lebih kurang 3 jam di UGD, sekitar pukul 9 malam, saya masuk ruang rawat. Dan setelah lebih kurang 15 menit di kamar, welcoming meal datang (tapi lupa makanannnya apa), plus 1 botol air mineral ukuran 1,5 liter. Dengan kondisi bibir atas dan bawah yang cukup menyulitkan, saya berusaha mengunyah dan menyedot air dari gelas (pake sedotan) sebanyak mungkin (yang mengakibatkan saya bolak-balik kamar mandi karena faktor kebanyakan minum dan kedinginan).
Keesokan paginya... Sarapan datang. Saya dikasih segelas teh manis hangat, semangkok bubur ayam dan sepiring potongan buah serta 1 botol air mineral ukuran 1,5 liter (lagi!). Sebelum saya mulai makan si bubur ayam, dokter datang memeriksa keadaan saya dan kondisi luka bakar saya. Beliau bertanya apakah saya kesulitan untuk makan, tentunya saya jawab iya. Beliau pun bilang akan mengganti makanan saya dengan segelas susu pengganti makanan yang mengenyangkan. Tapi, sarapan saya tetaplah bubur ayam.
Sekitar pukul 10 pagi suster datang untuk membersihkan muka saya yang sudah kekeringan dan menggati baju saya yang saya pakai sejak dari rumah. Bukannya saya gak mau mandi, tapi saya gak bisa melepas si kaos oblong karena muka masih perih. So, baju itu jadi korban--digunting sama suster dan diganti sama baju rumah sakit. Malang nian bajuku...
Jam 12 teng makan siang saya datang, tentunya sesuai saran dokter--segelas susu! Awalnya saya kira berbentuk susu dengan campuran sereal, tapi ternyata segelas susu yang terasa seperti susu formula untuk bayi. Saya adalah penyuka susu, tapi tidak untuk rasasusu formula! Dengan terpaksa saya habiskan susu tersebut secepat mungkin karena saya gak mau ngerasain susu itu lama-lama. Dan 1 hal lagi, buat saya susunya gak bikin kenyang, hwwwaaaaa :"(...
Sekitar jam 1 siang, saya hanya bersama ayah, karena ibu sedang makan bersama adiknya di kantin rumah sakit. Saya pun minta dicarikan makanan untuk mengisi perut yang keroncongan.
Ibu kembali ke ruang rawat dengan membawa makanan, yaitu SIOMAY. Senangnya perut saya, hihihi. Sekalipun sulit mengunyah, saya dengan lahap menyantap sang siomay. Tak mau lagi rasanya diberikan susu bayi itu...
Syukurlah sore harinya saya bisa pulang ke rumah, jadi tak perlu merasakan susu formula lagi, lebih dari cukup meminumnya satu gelas penuh! Untungnya rumah sakit hanya membekali saya obat-obatan tanpa si susu formula, fuihhhh... :D
Akhirnya saya bisa makan makanan rumah, walau kesulitan dan butuh waktu yang lama untuk menghabiskannya. It's better for me, hehe...
Continued in #3
Selama masa penantian di UGD, saya berusaha makan roti yang dibelikan ibu karena sejak berangkat dari rumah belum ngisi perut.
Setelah lebih kurang 3 jam di UGD, sekitar pukul 9 malam, saya masuk ruang rawat. Dan setelah lebih kurang 15 menit di kamar, welcoming meal datang (tapi lupa makanannnya apa), plus 1 botol air mineral ukuran 1,5 liter. Dengan kondisi bibir atas dan bawah yang cukup menyulitkan, saya berusaha mengunyah dan menyedot air dari gelas (pake sedotan) sebanyak mungkin (yang mengakibatkan saya bolak-balik kamar mandi karena faktor kebanyakan minum dan kedinginan).
Keesokan paginya... Sarapan datang. Saya dikasih segelas teh manis hangat, semangkok bubur ayam dan sepiring potongan buah serta 1 botol air mineral ukuran 1,5 liter (lagi!). Sebelum saya mulai makan si bubur ayam, dokter datang memeriksa keadaan saya dan kondisi luka bakar saya. Beliau bertanya apakah saya kesulitan untuk makan, tentunya saya jawab iya. Beliau pun bilang akan mengganti makanan saya dengan segelas susu pengganti makanan yang mengenyangkan. Tapi, sarapan saya tetaplah bubur ayam.
Sekitar pukul 10 pagi suster datang untuk membersihkan muka saya yang sudah kekeringan dan menggati baju saya yang saya pakai sejak dari rumah. Bukannya saya gak mau mandi, tapi saya gak bisa melepas si kaos oblong karena muka masih perih. So, baju itu jadi korban--digunting sama suster dan diganti sama baju rumah sakit. Malang nian bajuku...
Jam 12 teng makan siang saya datang, tentunya sesuai saran dokter--segelas susu! Awalnya saya kira berbentuk susu dengan campuran sereal, tapi ternyata segelas susu yang terasa seperti susu formula untuk bayi. Saya adalah penyuka susu, tapi tidak untuk rasa
Sekitar jam 1 siang, saya hanya bersama ayah, karena ibu sedang makan bersama adiknya di kantin rumah sakit. Saya pun minta dicarikan makanan untuk mengisi perut yang keroncongan.
Ibu kembali ke ruang rawat dengan membawa makanan, yaitu SIOMAY. Senangnya perut saya, hihihi. Sekalipun sulit mengunyah, saya dengan lahap menyantap sang siomay. Tak mau lagi rasanya diberikan susu bayi itu...
Syukurlah sore harinya saya bisa pulang ke rumah, jadi tak perlu merasakan susu formula lagi, lebih dari cukup meminumnya satu gelas penuh! Untungnya rumah sakit hanya membekali saya obat-obatan tanpa si susu formula, fuihhhh... :D
Akhirnya saya bisa makan makanan rumah, walau kesulitan dan butuh waktu yang lama untuk menghabiskannya. It's better for me, hehe...
Continued in #3
Langganan:
Postingan (Atom)