Selama masa penantian di UGD, saya berusaha makan roti yang dibelikan ibu karena sejak berangkat dari rumah belum ngisi perut.
Setelah lebih kurang 3 jam di UGD, sekitar pukul 9 malam, saya masuk ruang rawat. Dan setelah lebih kurang 15 menit di kamar, welcoming meal datang (tapi lupa makanannnya apa), plus 1 botol air mineral ukuran 1,5 liter. Dengan kondisi bibir atas dan bawah yang cukup menyulitkan, saya berusaha mengunyah dan menyedot air dari gelas (pake sedotan) sebanyak mungkin (yang mengakibatkan saya bolak-balik kamar mandi karena faktor kebanyakan minum dan kedinginan).
Keesokan paginya... Sarapan datang. Saya dikasih segelas teh manis hangat, semangkok bubur ayam dan sepiring potongan buah serta 1 botol air mineral ukuran 1,5 liter (lagi!). Sebelum saya mulai makan si bubur ayam, dokter datang memeriksa keadaan saya dan kondisi luka bakar saya. Beliau bertanya apakah saya kesulitan untuk makan, tentunya saya jawab iya. Beliau pun bilang akan mengganti makanan saya dengan segelas susu pengganti makanan yang mengenyangkan. Tapi, sarapan saya tetaplah bubur ayam.
Sekitar pukul 10 pagi suster datang untuk membersihkan muka saya yang sudah kekeringan dan menggati baju saya yang saya pakai sejak dari rumah. Bukannya saya gak mau mandi, tapi saya gak bisa melepas si kaos oblong karena muka masih perih. So, baju itu jadi korban--digunting sama suster dan diganti sama baju rumah sakit. Malang nian bajuku...
Jam 12 teng makan siang saya datang, tentunya sesuai saran dokter--segelas susu! Awalnya saya kira berbentuk susu dengan campuran sereal, tapi ternyata segelas susu yang terasa seperti susu formula untuk bayi. Saya adalah penyuka susu, tapi tidak untuk rasa
Sekitar jam 1 siang, saya hanya bersama ayah, karena ibu sedang makan bersama adiknya di kantin rumah sakit. Saya pun minta dicarikan makanan untuk mengisi perut yang keroncongan.
Ibu kembali ke ruang rawat dengan membawa makanan, yaitu SIOMAY. Senangnya perut saya, hihihi. Sekalipun sulit mengunyah, saya dengan lahap menyantap sang siomay. Tak mau lagi rasanya diberikan susu bayi itu...
Syukurlah sore harinya saya bisa pulang ke rumah, jadi tak perlu merasakan susu formula lagi, lebih dari cukup meminumnya satu gelas penuh! Untungnya rumah sakit hanya membekali saya obat-obatan tanpa si susu formula, fuihhhh... :D
Akhirnya saya bisa makan makanan rumah, walau kesulitan dan butuh waktu yang lama untuk menghabiskannya. It's better for me, hehe...
Continued in #3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar