Total Tayangan Halaman

Minggu, 29 Mei 2011

I'm Humayra #4-Cermin oh Cermin

Sebetulnya ini belum lanjutan lagi... Ini adalah sempilan sempilan yang terselip. Halah, lanjuuut... Less but not least gitu lahh... :D

Sejak saya di RS, saya berusaha untuk tidak berhadapan dengan cermin. Jadi, waktu di RS saya selalu jalan mundur saat masuk toilet (biar ga ketemu kaca). Di rumah pun cermin disembunyikan. Syukurlah orang rumah bersedia tidak bercermin selama 1 minggu gara-gara saya.

Dalam benak saya, ngga mau ngaca lah, daripada ngedown...Walaupun sesekali iseng juga liat grayscale muka di monitor komputer yang lagi mati. Alhasil, ngakak sendiri liat muka bengkak dan bundaran pipi berwarna lebih gelap kaya dipakein blush-on. Daaaannnn jengjeng, ternyata itu memang cara terbaik untuk kejadian seperti ini. Salah seorang teman ibu saya bilang, "berarti itu nalurimu yang ngejaga". Alhamdulillah... :)

Tepat dihari ke 8, tanggal 1 November 2010... Saya memberanikan diri untuk bercermin, dengan kondisi kulit-kulit hangus itu almost gone from my face, yiipppeeeyyy... Lucunya muka ini... Merah! Kayak kulit bayi baru lahir, tapiii muka saya ini berminyak plus aromatherapy minyak wijen (because, salepnya emang dari minyak wijen *haha)

So, berakhirlah masa tidak bercermin saya (dan orang rumah lainnya)...

Go to #5 soon... :D

I'm Humayra #3-Masker Lumpur

Jumpa lagi... Kita berjumpa lagi... :D *inget Meissy.

Mari lanjut pembahasan kita. *lho, kayak lagi rapat aja... hihi...
Okay, kita mulai dari saat saya turun dari mobil. Saya kembali duduk tegak untuk segera keluar dari mobil (tadinya tiduran di kursi kiri depan). Di sisi luar mobil adik sepupu saya (baca: Qadri, namanya) sudah menunggu (penasaran dia, karena dia gak ada di rumah saat accident). Ketika saya membuka pintu mobil dia panik karena melihat muka saya yang hangus dan bengkak. Dia seorang pengidap down syndrom (DS, tanya mbah google lah ya, tak perlu dijelaskan, hihi). Dengan kepanikan anak DS, dia bilang 'cuci mukanya, kotor...' (dengan cadel DS, dan isyarat mengusap mukanya). Spontan saya pun tertawa karena dia kira saya maskeran pake lumpur kali yaa...
*aduh deee,,, kakakmu ini habis fire peeling bukan pake masker lumpur. haha*

see ya again in #4... :)

Rabu, 18 Mei 2011

I'm Humayra #2-Susu Formula

Walaupun ujung #1 sudah sampai di rumah, tapi ini harus diceritakan terlebih dahulu.

Selama masa penantian di UGD, saya berusaha makan roti yang dibelikan ibu karena sejak berangkat dari rumah belum ngisi perut.
Setelah lebih kurang 3 jam di UGD, sekitar pukul 9 malam, saya masuk ruang rawat. Dan setelah lebih kurang 15 menit di kamar, welcoming meal datang (tapi lupa makanannnya apa), plus 1 botol air mineral ukuran 1,5 liter. Dengan kondisi bibir atas dan bawah yang cukup menyulitkan, saya berusaha mengunyah dan menyedot air dari gelas (pake sedotan) sebanyak mungkin (yang mengakibatkan saya bolak-balik kamar mandi karena faktor kebanyakan minum dan kedinginan).
Keesokan paginya... Sarapan datang. Saya dikasih segelas teh manis hangat, semangkok bubur ayam dan sepiring potongan buah serta 1 botol air mineral ukuran 1,5 liter (lagi!). Sebelum saya mulai makan si bubur ayam, dokter datang memeriksa keadaan saya dan kondisi luka bakar saya. Beliau bertanya apakah saya kesulitan untuk makan, tentunya saya jawab iya. Beliau pun bilang akan mengganti makanan saya dengan segelas susu pengganti makanan yang mengenyangkan. Tapi, sarapan saya tetaplah bubur ayam.
Sekitar pukul 10 pagi suster datang untuk membersihkan muka saya yang sudah kekeringan dan menggati baju saya yang saya pakai sejak dari rumah. Bukannya saya gak mau mandi, tapi saya gak bisa melepas si kaos oblong karena muka masih perih. So, baju itu jadi korban--digunting sama suster dan diganti sama baju rumah sakit. Malang nian bajuku...
Jam 12 teng makan siang saya datang, tentunya sesuai saran dokter--segelas susu! Awalnya saya kira berbentuk susu dengan campuran sereal, tapi ternyata segelas susu yang terasa seperti susu formula untuk bayi. Saya adalah penyuka susu, tapi tidak untuk rasa susu formula! Dengan terpaksa saya habiskan susu tersebut secepat mungkin karena saya gak mau ngerasain susu itu lama-lama. Dan 1 hal lagi, buat saya susunya gak bikin kenyang, hwwwaaaaa :"(...
Sekitar jam 1 siang, saya hanya bersama ayah, karena ibu sedang makan bersama adiknya di kantin rumah sakit. Saya pun minta dicarikan makanan untuk mengisi perut yang keroncongan.
Ibu kembali ke ruang rawat dengan membawa makanan, yaitu SIOMAY. Senangnya perut saya, hihihi. Sekalipun sulit mengunyah, saya dengan lahap menyantap sang siomay. Tak mau lagi rasanya diberikan susu bayi itu...
Syukurlah sore harinya saya bisa pulang ke rumah, jadi tak perlu merasakan susu formula lagi, lebih dari cukup meminumnya satu gelas penuh! Untungnya rumah sakit hanya membekali saya obat-obatan tanpa si susu formula, fuihhhh... :D
Akhirnya saya bisa makan makanan rumah, walau kesulitan dan butuh waktu yang lama untuk menghabiskannya. It's better for me, hehe...

Continued in #3

Minggu, 15 Mei 2011

LULUUUUUUUSSS!!!!

Idzni Nadhila
04-115-197-4

Bhs.Indonesia : 8.40
Bhs. Inggris    : 8.90
Matematika    : 9.60
Produktif        : 8.70

Jumlah NEM : 35.60


Alhamdulillah... thanks ALLAH... thanks mom dad and all for ur support... :')

I'm Humayra #1-Rumah Sakit

Bulan ke 7... Ya Allah ga kerasa udah hampir 7 bulan accidentnya berlalu, masih ga nyangka kalau sempet ngalamin hal itu...

Minggu, 24 okt 2010...
Berawal dari sebuah oven gas yang diberikan pada saya oleh seorang relasi. Dengan semangat saya pun menyambut kehadiran sang oven.Cara perkenalan saya dengan sang oven bisa dibilang unik--> accident... (muka saya tersembur api dan sebagian rambut terbakar).
Tapi entah kenapa saat itu tak ada air mata menetes, hanya jeritan kepedihan karena panas yang terasa di muka. Ibu saya mengambil tindakan dengan mengoles lendir lidah buaya yang sengaja ditanam dekat dapur. Sekitar setengah jam setelah accident barulah saya dan ibu berangkat menuju rumah sakit, (tetap dibalur dg lidah buaya selama perjalanan).
Awalnya kami akan pergi ke klinik terdekat, tapi ternyata dokter kulit di klinik tsb. libur (hari minggu gituuu). So, lanjut ke rumah sakit di sekitaran Blok M (rumah saya daerah Cinere). Alhamdulillah, memang rezekinya orang sakit, tidak seperti biasanya daerah Cipete lancar. Sehingga perjalanan hanya memakan waktu lebih kurang satu jam (terasa cukup panjang karena rasa panas yang pedih di muka).
Di UGD rumah sakit, sang dokter jaga langsung membersihkan muka saya yang sudah tak karuan karena terbakar plus lendir lidah buaya dan bioplacenton yang mengering serta aroma daging bakar dari rambut yang hangus dan menggantinya dengan salep luka bakar teranyar buatan sekolah kedokteran khusus luka bakar di China (berdasarkan yg saya baca di brosur salepnya) sekaligus pasang infus.Rambut yang hangus pun rontok di bantal UGD (belom semua siiih). Sekitar 3 jam saya ada di UGD (dalam rangka pencarian ruang rawat), saya berusaha minum dan makan walau agak susah. Dua orang tante saya datang beserta adik nenek saya (nenek juga sih buat saya) pun datang menjenguk dan nemenin ibu ngurusin administrasi. Gak mau panjang lebar di segmen ini, lanjut segmen berikut...
Di ruang rawat yang cukup nyaman dan dingin (katanya biar panasnya cepet ilang, jadi ruangannya harus dingin), saya hanya berdua dengan ibu saya. Di ruang rawat ibu menyisir rambut saya dengan jarinya dan jeng jeeeeng, rambut-rambut hangus itu lepas dari kepala saya. Rasanya rambut saya tinggal separo (psikologis khawatir berlebihan deh..). Suster pun bolak-balik masuk kamar untuk kontrol dan ngasih obat lewat suntikan serta terakhir ganti botol infus yang ke-3 (di UGD udah habis 1, dan yg kedua habis jam 12 malam). Syukurlah setelah 2 kantong cairan infus yang berfungsi sebagai penghilang sakit, saya sudah tidak kepedihan karena panas lagi, dan perut yang cukup terisi, saya pun bisa tidur lelap setelah pukul 00.30...
Ayah saya yang sedang ada urusan di Bandung pun baru kami kabari setelah saya berada di ruang rawat (karena ga mau bikin beliau lemes di jalan). Jadi keesokan harinya barulah beliau nyusul ke RS, disusul jengukan dari seorang teman ibu saya (tante juga) dan adik ibu saya (lagi-lagi tante).
Bisa dibilang, saya cuma 24jam di RS, sekitar pukul 17.20 sampai pukul 17.15 keesokan harinya. Lho kok bisa?? Ya, luka bakar saya grade 2 (kelas sedang) dan tidak melepuh jadi bisa dirawat di rumah.
Dan, lagi-lagi rezeki orang sakit, Alhamdulillah perjalanan saya menuju rumah cukup lancar padahal saat itu hujan deras mengguyur Jakarta, wilayah Pondok Indah tergenang, dan perjalanan pulang saya berbarengan dengan jam pulang kerja. So, malam kedua pasca accident saya sudah kembali di kamar saya yang nyaman...

to be continued on #2...