Total Tayangan Halaman

Minggu, 15 Mei 2011

I'm Humayra #1-Rumah Sakit

Bulan ke 7... Ya Allah ga kerasa udah hampir 7 bulan accidentnya berlalu, masih ga nyangka kalau sempet ngalamin hal itu...

Minggu, 24 okt 2010...
Berawal dari sebuah oven gas yang diberikan pada saya oleh seorang relasi. Dengan semangat saya pun menyambut kehadiran sang oven.Cara perkenalan saya dengan sang oven bisa dibilang unik--> accident... (muka saya tersembur api dan sebagian rambut terbakar).
Tapi entah kenapa saat itu tak ada air mata menetes, hanya jeritan kepedihan karena panas yang terasa di muka. Ibu saya mengambil tindakan dengan mengoles lendir lidah buaya yang sengaja ditanam dekat dapur. Sekitar setengah jam setelah accident barulah saya dan ibu berangkat menuju rumah sakit, (tetap dibalur dg lidah buaya selama perjalanan).
Awalnya kami akan pergi ke klinik terdekat, tapi ternyata dokter kulit di klinik tsb. libur (hari minggu gituuu). So, lanjut ke rumah sakit di sekitaran Blok M (rumah saya daerah Cinere). Alhamdulillah, memang rezekinya orang sakit, tidak seperti biasanya daerah Cipete lancar. Sehingga perjalanan hanya memakan waktu lebih kurang satu jam (terasa cukup panjang karena rasa panas yang pedih di muka).
Di UGD rumah sakit, sang dokter jaga langsung membersihkan muka saya yang sudah tak karuan karena terbakar plus lendir lidah buaya dan bioplacenton yang mengering serta aroma daging bakar dari rambut yang hangus dan menggantinya dengan salep luka bakar teranyar buatan sekolah kedokteran khusus luka bakar di China (berdasarkan yg saya baca di brosur salepnya) sekaligus pasang infus.Rambut yang hangus pun rontok di bantal UGD (belom semua siiih). Sekitar 3 jam saya ada di UGD (dalam rangka pencarian ruang rawat), saya berusaha minum dan makan walau agak susah. Dua orang tante saya datang beserta adik nenek saya (nenek juga sih buat saya) pun datang menjenguk dan nemenin ibu ngurusin administrasi. Gak mau panjang lebar di segmen ini, lanjut segmen berikut...
Di ruang rawat yang cukup nyaman dan dingin (katanya biar panasnya cepet ilang, jadi ruangannya harus dingin), saya hanya berdua dengan ibu saya. Di ruang rawat ibu menyisir rambut saya dengan jarinya dan jeng jeeeeng, rambut-rambut hangus itu lepas dari kepala saya. Rasanya rambut saya tinggal separo (psikologis khawatir berlebihan deh..). Suster pun bolak-balik masuk kamar untuk kontrol dan ngasih obat lewat suntikan serta terakhir ganti botol infus yang ke-3 (di UGD udah habis 1, dan yg kedua habis jam 12 malam). Syukurlah setelah 2 kantong cairan infus yang berfungsi sebagai penghilang sakit, saya sudah tidak kepedihan karena panas lagi, dan perut yang cukup terisi, saya pun bisa tidur lelap setelah pukul 00.30...
Ayah saya yang sedang ada urusan di Bandung pun baru kami kabari setelah saya berada di ruang rawat (karena ga mau bikin beliau lemes di jalan). Jadi keesokan harinya barulah beliau nyusul ke RS, disusul jengukan dari seorang teman ibu saya (tante juga) dan adik ibu saya (lagi-lagi tante).
Bisa dibilang, saya cuma 24jam di RS, sekitar pukul 17.20 sampai pukul 17.15 keesokan harinya. Lho kok bisa?? Ya, luka bakar saya grade 2 (kelas sedang) dan tidak melepuh jadi bisa dirawat di rumah.
Dan, lagi-lagi rezeki orang sakit, Alhamdulillah perjalanan saya menuju rumah cukup lancar padahal saat itu hujan deras mengguyur Jakarta, wilayah Pondok Indah tergenang, dan perjalanan pulang saya berbarengan dengan jam pulang kerja. So, malam kedua pasca accident saya sudah kembali di kamar saya yang nyaman...

to be continued on #2...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar